#jack, medan –
Permasalahan distribusi air milik PDAM Tirtanadi kerap dikeluhkan masyarakat dalam setiap reses maupun pertemuan yang digelar anggota DPRD Medan. Hal ini tak urung membuat dewan yang menerima aspirasi warga ini menjadi resah.
Menindaklanjuti keluhan itu, Komisi D DPRD Medan Paul Mei Anton Simanjuntak SH mengunjungi Kantor PDAM Tirtanadi, Jalan Sisingamangara, Medan, kemarin (22/1/2019). Kedatangan Paul diterima oleh Sekretaris PDAM Tirtanadi, Jumirin.
Paul menyampaikan, banyak warga mengeluhkan distribusi air yang kerap tersendat-sendat. Ada juga warga yang mengadu sudah 3-4 hari air PDAM Tirtanadi tidak mengalir.
“Setiap kali kami dari DPRD Medan menggelar reses maupun pertemuan dengan warga, masalah air Tirtanadi ini selalu dikeluhkan. Kedatangan saya untuk meminta penjelasan, apa sebenarnya masalah PDAM Tirtanadi sehingga air tak lancar diterima warga,”tanya Paul pada Jumirin.
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, beberapa kawasan yang mengeluhkan layanan air PDAM Tirtanadi di antaranya, kawasan Medan Timur, Medan Perjuangan dan Medan Tembung. Lebih rinci Paul memaparkan, kondisi air byar pet sering terjadi di kawasan Jalan Pasar III Tuasan, Kecamatan Medan Timur. Selanjutnya, di Pasar III yang dekat Jalan Krakatau, Lorong Karto sekitarnya. “Selain itu, warga Jalan Gereja Pelita 1, Kecamatan Medan Perjuangan, Dorowati dan Tirtosari Simpang Bantan sekitarnya juga sering mengeluhkan air byar pet di tempat mereka,”bilang Paul.
Menjawab keluhan, Jumirin mengakui di Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Timur memang kecil tekanan airnya karena jauh dari pengolahan air PDAM Tirtanadi. Ditambah lagi saat ini permintaan dan produksi masih belum seimbang.
“Ya, harapan kami di tahun 2019 produksi air meningkat dan bisa memenuhi kebutuhan warga,”kata Jumirin.
Dia juga menambahkan, terganggunya penyaluran air akibat adanya warga yang memakai pompa air ke rumah masing-masing. Akibatnya, air akan mengalir deras ke rumah warga yang memakai pompa, sementara rumah lainnya air tidak menetes.
Diakui Jumirin, pihak PDAM Tirtanadi segera mengadakan mobil tangki jika selama beberapa hari air tidak mengalir ke rumah warga. “Seperti yang terjadi di Medan Denai beberapa waktu lalu, air tidak mengalir sehingga PDAM mengompensasinya dengan mengirim air pakai mobil tangki ke masyarakat. Pemberian air ini gratis,”kata Jumirin.
Saat ditanyakan Paul mengenai produksi air bersih dari air laut, Jumirin mengakui hal itu bisa saja dilakukan. Namun dikuatirkan warga akan mengeluh karena biaya pengolahan dan pengelolaannya cukup besar. “Sehingga harga jual ke masyarakat, juga pasti tinggi,”ujarnya.
Dia menambahkan, sampai tahun 2021 PDAM Tirtanadi mengejar target penyediaan air dengan debit 9200 liter perdetik untuk mencukupi kebutuhan warga di Sumatera Utara. Hal itu bisa dicapai dengan perencanaan penambahan produksi dan sumber air dari sejumlah tempat.
“Kalau saat ini, produksi air PDAM Tirtanadi masih 6600 liter per detik dan itu masih kurang. Tapi kami berencana mau membangun pengelolaan air di Sungai Denai dengan kapasitas air 240 liter per detik, kemudian dari Sunggal 400 liter per detik, Tanjung Morawa 400 liter per detik, Delitua 300 liter per detik, Pancurbatu 40 liter per detik dan Johor 240 liter per detik,”kata Jumirin. ***