#isvan, medan
Menindaklanjuti instruksi Wali Kota Medan Bobby Nasution, Dinas Lingkungan Hidup menyosialisasikan sekaligus menggelar pelatihan pengelolaan dan pengolahan sampah. Selain mengurangi sampah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sosialisasi dan pelatihan ini bertujuan untuk mendorong warga agar terampil memanfaatkan sampah menjadi bernilai ekonomi. “Dinas Lingkungan Hidup Medan juga bertugas untuk mengurangi sampah sampai ke TPA. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain menggelar pelatihan budidaya maggot dan pendirian bank-bank sampah,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Zulfansyah, kemarin, di ruang kerjanya.
Zulfansyah mengatakan, selain memberikan manfaat ekonomi bagi pelakunya, budidaya maggot akan mengurangi sampah yang dibuang ke TPA. Maggot atau belatung, terangnya, bertahan hidup dengan memakan sampah organik. Kemampuannya mengurai sampah organik seperti sisa buah dan sayuran sangat cepat. “Maggot itu bisa mengonsumsi sampah organik dua setengah kali berat badannya. Satu kilo maggot bisa menghabiskan dua setengah kilo sampah organik. Ini kan sangat signifikan mengurangi sampah organik ke TPA. Seandainya gerakannya massif di seluruh Medan, sampah organik di kota ini bisa berkurang banyak,” ungkapnya.
Dari sisi ekonomi, budidaya maggot juga memberikan keuntungan. “Satu kilogram maggot yang basah atau fresh itu harganya 7.000 sampai 10.000 rupiah. Pembelinya adalah peternak ikan dan unggas. Ayam atau bebek yang mengonsumsi maggot mempunyai telur yang kadar proteinnya lebih baik dan rendah kolestrol,” ungkapnya. ***